“Belajar, belajar, dan belajar”. Inilah motto hidup Cikgu Tere, nara sumber Kelas Belajar Omjay malam ini, Jum’at (07/08/2020). Wanita dengan nama asli Theresia Sri Rahayu, S.Pd. SD ini termasuk sosok yang luar biasa. Sukses mewujudkan mimpi-mimpi besarnya di tengah peran ganda yang ia sandang. Ibu Rumah Tangga (IRT), guru, dan penulis.
Walaupun telah 17 penghargaan dari tingkat daerah sampai Internasional, tapi semangat belajarnya terus menyala. Semangat belajar inilah yang mengantarkannya meraih prsetasi berikutnya, yakni menulis buku dalam waktu singkat, hanya sepekan.
Kisah suksesnya menulis buku dalam sepekan berawal ketika
mantan juara 1 Guru Berprestasi tingkat Kecamatan Padalarang – Kab. Bandung
Barat (2014) ini mengikuti kegiatan Belajar Menulis melalui WA Grup yg digagas
oleh Om Jay dan tim. Saat itu ia
tergabung di Grup Pelatihan Menulis Gel. 4.
Bagaimana ceritanya? Cikgu Tere berkisah bahwa dalam salah
satu materi, Prof. Richardus Eko Indrajit memberikan tantangan kepada peserta.
“Materinya sangat menarik dan saya pun sangat antusias untuk
mengikuti tantangan yg beliau berikan yaitu menulis buku dalam waktu seminggu”,
kisahnya.
Tidak tanggung-tanggung, Prof Eko melelang topik bukunya dan meminta para peserta memilih salah satu topik tersebut dengan langsung menuliskan nama kami.
Saat itu, kata Ibu Tere ada banyak topik yang diberikan.
Topik - topik ini terdapat dalam Chanel Youtube beliau yaitu Ekoji Chanel.
Ternyata, beliau setiap hari melakukan live seminar di Youtube dengan berbagai
topik yang sangat menarik dan
bermanfaat.
Mantan juara 2 Lomba
Guru Berprestasi tingkat Kabupaten Bandung Barat (2014) ini merasa penasaran
dengan salah satu topik yaitu Ubiquitous Learning.
“Saya merasa penasaran lalu saya membuka channel Youtube
beliau dan menyimak materi terkait topik tsb. Setelah itu, tidak menunggu
lama.Besoknya langsung saya daftarkan nama saya untuk menjadi penulis buku”,
kenangnya.
“Waahh, luar biasa sekali rasanya saat itu”.
Ia pun segera menyusun outline dan japri beliau (Prof. Eko). Ternyata komunikasi via japri dengan pak Prof cukup berkesan bagi Cikgu. “Sebab seumur -umur baru berinteraksi dengan Profesor secara langsung / japri”.
Ternyata respon Prof melampui espektasi Cikgu. “Beliau langsung membaca dan melihat pengajuan judul serta outline yang saya serahkan”, kenang Blogger inspiratif dari Ikatan Guru TIK PGRI dengan Penerbit Andi Yogyakarta pada bulan (2020) ini.
Saat itu judul buku yang diajukan mantan juara 3 Lomba Guru
MIPA tingkat Kec. Padalarang (2014) ini adalah “Belajar Semudah Klik, Membangun
Ubiquitous Learning Dalam Konsep Merdeka Belajar”.
Beliau pun menambahkan satu kata yaitu Ekosistem. Sehingga
judul bukunya menjadi Belajar Semudah Klik, Membangun Ekosistem Ubiquitous
Learning Dalam Konsep Merdeka Belajar.
Outline yang ia berikan saat itu hanya 3 bab dan beliau
hanya mengatakan, "Wah, keren. Saya jadi penulis kedua, ya." Katanya.
Yang lebih membuat saya terharu, kata Cikgu, keesokan
harinya, beliau langsung membuat cover buku saya. Katanya untuk memotivasi guru
- guru yang lain.
Setelah itu, peserta yang menerima tantangan Prof Eko untuk
menulis buku dalam seminngu digabungkan dalam satu grup WA yaitu Menulis
bersama Prof. Ekoji.
“Dalam grup ini, kami saling memotivasi agar dapat
menyelesaikan tantangan menulis dalam seminggu. Saat ini grup tersebut
beranggotakan 20 orang termasuk Prof. Eko”, kenangnya.
Mantan juara 1 Olimpiade Guru Nasional tingkat Provinsi NTT
(2018) ini merasa sangat bersyukur karena dipertemukan dengan rekan-rekan
penulis dari berbagai daerah dan mereka adalah guru serta dosen yang menyatakan
kesanggupannya menulis buku dalam waktu satu minggu.
“Jujur, saya sendiri merasa takut ketika Prof. Eko
mengatakan bahwa tanggal 25 April kami akan melakukan presentasi karya”, ujar
Cikgu.
Ini artinya draft buku para peserta harus segera selesai.
Tapi di teengah situasi sulit dan dalam waktu singkat Cikgu
berhasil menjalani proses ini. Belajar sekaligus menerima tantangan Prof. Eko,
yakni menulis buku dalam sepekan.
Saat itu ketika proyek penulisan buku seper kilat ini dimulai masih dalam puncak masa pandemi. Bahkan sampai saat ini. di daerah Cikgu, tidak memungkinkan pembelajaran online, maka Ibu Tere menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) dan melakukan kunjungan ke rumah siswa.
Jadi bisa dibayangkan kesibukan yang ia hadapi saat menulis
buku. Di samping juga kewajiban dan peran utama sebagai ibu rumah tangga.
“Panik, stress, pusing, karena tidak bisa membagi waktu
dengan sekian banyak kesibukan”.
Akhirnya, tanggal 25 April, para penulis pun bertemu secara
virtual. Satu per satu bergantian mempresentasikan karyanya.
Di akhir pertemua Prof. Eko menyampaikan bahwa ada sedikit
perubahan yang harus dilakukan oleh para penulis. Di antaranya; jenis huruf menggunakan verdana, ukuran 10,
spasi tunggal. Ukuran kertas A5, lalu lengkapi dengan index dan daftar pustaka
dibuat otomatis Kemudian minimum 100 halaman dan jumlah bab paling sedikit 5
bab.
Dan ternyata, setelah
ia me-layout sesuai ketentuan di atas,
jumlah halaman karya Bu Tere hanya 60 halaman.
“Jadi PR saya sangat banyak di samping saya juga harus belajar bagaimana caranya membuat index dan daftar pustaka serta daftar isi otomatis”.
Dengan mengamalkan prinsip “sudah terlanjur basah, ya sudah
mandi sekalian”, mantan peserta Short Course ke Luar Negeri dalam Program 1000
Guru ke Luar Negeri (2019) ini terus berusaha melengkapi kekurangan halaman dan
melengkapi referensi.
“Saya pun bergegas mencari tambahan 2 bab dan menulis lagi
sampai di atas 100 halaman”.
Pembaca pasti
penasaran, bagaimana cara Bu Tere membagi waktu. Ternyata Finalis Course on
Developing Lesson Study for Primary Mathematics Teacher tingkat internasional
(2019) ini memiliki resep dalam mengatur waktu dan membagi pekerjaan.
Ia berbagi tugas dengan suami. “Saat itu saya mengatakan pd
suami saya utk membantu saya menyelesaikan penulisan buku.
Jadi, suami bertugas menjaga anak yang masih berusia 3,5 tahun dan membawanya bermain di luar saat ia mau menulis. Karena menulis butuh suasana tenang.
Malam hari, ketika orang rumah sudah tidur ia turun kembali dari tempat tidur dan
melanjutkan tulisan. Karen malam hari merupakan waktu tenang untuk menulis.
Lalu, bangun pagi juga begitu. Sebelum beraktivitas di dapur, ia sempatkan
menulis lagi.
Akhirnya, Prof. Eko menyampaikan kepada Cikgu Tere dan
kawan-kawan, bahwa tanggal 4 April,
mereka akan bertemu dengan Penerbit Andi secara virtual. Sehinga naskah tulisan
harus masuk ke Prof. Eko sebelum tanggal 4 April. Setelah naskah selesai, beliau serahkan pada Prof.
Eko.
Ini merupakan saat-saat menegangkan bagi para mereka yang
tergabung dalam grup menulis buku bersama Prof. Eko.
“Saya gelisah sampai tidak nyenyak tidur, karen inilah
penentuan takdir dari tulisan kami”, ujarnya mengenang saat-saat mendebarkan
itu.
Dan hari yang ditunggu - tunggu pun tiba.Setelah
mendengarkan paparan dari Penerbit Andi, akhirnya naskah Cikgu Tere dinyatakan
dieterima dan akan diterbitkan oleh Penerbit Andi.
Selanjutnya mantan peserta Terbaik dalam Bimtek UKS Regional
Bali ini dihubungi oleh Ibu Dwinita dari Penerbit Andi. Pada
tanggal 20 Juni, pihak penerbit menyampaikan bahwa buku masih menunggu
Proff oleh penulis.
Prof adalah naskah buku yang sudah dilayout namun masih
berupa lembaran / belum dijilid. Sehingga naskah buku dikirimkan pada Cikgu agar
dikoreksi bila masih ada kesalahan.
Dan, pada tanggal 3 Juli, penantian panjang Sahabat Rumah
Belajar Provinsi NTT (2019) ini berbuah hasil yang manis. Setelah itu ia menerima desain pre order buku karyanya.
Buku bersejarah ini
pun, menjadi bukti bahwa peserta belajar menulis online bersama Omjay bisa
menulis dan menerbitkan buku di penerbit mayor. Bahkan ada yang menulis buku
hanya dalam waktu satu pekan. Salah satunya, Theresia Sri Rahayu, S.Pd. SD alias
Cikgu Tere.
Salam literasi. []
Gaya tutur tulisan sangat menarik. Tanpa diurai satu demi satu prestasi narasumber, kita sudah diberi tahu melalui narasi. Bagus banget. Kelihatannya terburu-buru ya, Pak! Salam.
BalasHapusTrimakasih atas kunjungannya.
HapusIya benar. Agak terburu-buru. Sehingga masih kurang teliti.
Siiiip semangatnya
BalasHapusTerimakasih
HapusMantap semangat
BalasHapusMantap salam literasi
BalasHapusSaya suka ada penambahan kutipan langsung dlm resumenya. Jadi memberi kesan yg berbeda dan lebih nikmat utk dibaca kembali. Luar biasa.
BalasHapusTrimakasih
HapusSemangat selalu 💪💪
BalasHapusTerimakasih
HapusGaya penulisan yang berbeda dengan yang lain. Menginspirasi buat saya. Semoga sukses ya Pak Al Munawy..
BalasHapusGaya penulisan yang berbeda dengan yang lain. Menginspirasi buat saya. Semoga sukses ya Pak Al Munawy..
BalasHapusTriamaksih, tetap smangat.
HapusMengalir halus tulisannya
BalasHapusJadi pembaca terbawa suasana
Mantap Pak
TRimaksis atas kunjungan dan komentarnya.
HapusMimpi seminggu mnjadi kenyataan.. sip pak👍
BalasHapusSilahkan mampir juga pak..di blog sy
Mimpi seminggu mnjadi kenyataan.. sip pak👍
BalasHapusSilahkan mampir juga pak..di blog sy
Mimpi seminggu mnjadi kenyataan.. sip pak👍
BalasHapusSilahkan mampir juga pak..di blog sy
Trimakasih atas komentar dan kunjungannya.
HapusSiap mampir balik