
Pelihara cinta
dalam menulis, karena energinya dapat dirasakan oleh pembacanya.(Alpiyanto)
“Ma kharaja minal qalb waqa’a fil qalb, wa ma kharaja
minal lisan ma tajawaza illal adzan”. Demikian bunyi sebuah ungkapan
berbahasa Arab yang artinya, “Sesuatu yang keluar dari hati maka masuk ke
hati, dan apa yang keluar dari lisan (sekadar ucapan) maka hanya sampai ke
telinga”.
Ungkapan di atas menunjukan betapa pentingnya pengaruh hati.
Perkataan dan tulisan yang biasa saja jika disampaikan dari hati akan masuk ke
hati. Sebaliknya kata-kata yang indah, jika tak lahir dari hati hanya enak
dibaca dan atau didengar. Namun tidak membekas dalam hati.
Prinsip ‘’menulis dari hati” dan “menulis dengan cinta”
inilah yang dipraktikkan Alpiyanto, penulis buku-buku best seller saat berbagi
pengalaman menulis bersama peserta “Belajar Menulis bersama Omjay” gelombang
ke-15, Jum’at (28/08/2020) malam.
Semua orang bisa menulis, karena menulis merupakan aktivitas
berbahasa yang dilakukan setiap hari. Menulis juga termasuk keterampilan yang
dapat dilatih. Namun menulis dengan cinta yang berasal dari hati tidak semua orang
dapat melakukannya.
Tulisan ditulis
dengan cinta kata konsultan Pendidikan sejumlah Sekolah Islam ini mampu memotivasi, menginspirasi, dan mengedukasi
pembacanya. Sebab energi cinta yang terpancar dari hati sang penulis dapat
dirasakan oleh pembacanya.
Menurut saya, inilah kelebihan Mas Alpiyanto. Beliau menulis dengan cinta. Bahkan tulisan-tulisan
beliau yang memiliki kekuatan cinta diminati para pembaca.
Menurut founder dan Master Trainer Samudera Hati ini,
tulisan yang ditulis dengan cinta memuat
tujuh hal penting yaitu. Pertama,
Pengalaman Hidup yang Selalu Teringat.
Hampir setiap manusia mempunyai pengalaman hidup, apakah menyenangkan
atau sebaliknya. Pengalaman itu membekas dalam ingatan dan memori jangka
pankang. Semua itu merupakan refleksi dari sebuah cinta yang bersemayam dalam
diri.
Kedua, Perpaduan Dialog Batin dan Pengalaman. Pengalaman hidup merupakan perpaduan antara
dialog batin dan realitas kehgidupan yang dilalui dalam mengaktualisasikan
potensi dirisebagai ikhtiar menemukan hakekat kehidupan yang sesungguhnya.
Ketiga, Ada Nilai yang Diperjuangkan. Dalam
ikhtiar menemukan hakekat kehidupan yang sesungguhnya itu, ada nilai –nilai
yang diperjuangkan sebagai eksistensi kedirian sesorang sebagai manusia dalam
memberikan warna atau kontribusi dalam kehidupan dan dunianya.
Keempat, Ada Pengorbanan. Cinta dan
Nilai-nilai yang diperjuangkan itu membawa konsekuensi pada pengorbanan,
penderitaan, darah bahkan air mata
Kelima, Ada Harapan. Meskipun pengorbanan yang
begitu berat, tidak membuat sesorang surut ke belakang bahkan terus melanghkah
dengan penuh keyakinan dan optimisme, karena ada harapan dan harapan memberikan
energy, daya dorong dan motivasi terkuat.
Keenam,
Ada Kerelaan. Tidak semua harapan menjadi kenyataan, ada yang dapat
diraih dan ada kalanya kita harus melepaskan, mengikhlaskan, dengan hati yang
rela dan tulus.
Ketujuh, Dikomuniukasikan dengan Bahasa Cinta.
Dari pengalaman itu, apa pun latar belakang dan profesi kita, perlu
dikomunikasikan, baik lisan maupun dalam bentuk tulisan.
Sebagai bukti bahwa kita pernah hadir di bumi dan
meninggalkan jejak dari nilai-nilai yang kita perjuangkan untuk generasi
berikutnya. Oleh karena itulah menulis itu penting.
Menulis dengan cinta seperti yang diungkapkan oleh JK.
Rowing. Pengalaman hidupnya tidak mudah, banyak pengorbanan, kegagalan, dan
penderitaan dalam hidupnya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menulis.
“ Mulailah dengan menulis hal-hal yang kau ketahui. Tulislah
tentang pengalaman dan perasanmu sendiri” JK Rowling
Mulai Tertarik dengan Bahasa Hati dan Brand Samudera Hati
Awal mula ketertarikannya terhadap tulisan berbahasa cinta dari hati adalah pada tahun 2006. Hal ini disampaikannya
ketika menjawab pertanyaan salah seorang peserta.
“Awal mula bapak
membuat branding samudera hati sejak kapan? Mengapa membuat brand samudera hati
?” tanya seorang peserta, Lilis dari Majalengka.
Beliau menyatakan bahwa hal itu berawal dari kegemaran
membaca.
“Saya senang membaca. Suatu ketika hari Minggu saya ke Senin
cari buku second. Ada judul buku yang menarik saya”, kenangnya.
“Judul bukunya SAMUDERA AL-FATIHAH”
“Buku ini begitu
dalamnya pembahasan nya, Al-Fatihah saja dibahas dalam satu buku”,imbuhnya
mengingat kekagumannya pada buku tersebut.
“Ini mula saya tertarik dengan kata SAMUDERA”, ungkapnya.
Ia juga pernah mengikuti pelatihan Quantum Ikhlas.
“Pembahasan nya tentang hati, dan ini membuat saya penasaran,
dan saya coba untuk banyak mengkaji dan mendalami, akhir ketemu lah branding
itu”, jelasnya lagi.
Jaga Spirit Menulis dari Hati
dengan Menjaga Hati
Ketika ditanya tentang kiat menjaga spirit menulis dengan hati beliau
menyampaikan bahwa yang dilakukan adalah menjaga hati. Dalam bahasa beliau adalah
melalui puasa hati atau aktivasi kekuatan hati, yang dilakukan dengan delapan
hal, yakni:
1. Hindari Gosip
Gosip atau ghibah merupakan
penyakit hati yang sangat merusak. Dikatakan bahwa “Dzikrullah Dawa[un] wa
dzikrun Nas daa[un]; Menyebut-nyebut nama Allah meruapan obat dan menyebut-nyebut
manusia (ghibah/gosip) merupakan penyakit”.
2. Jauhi dengar Gosip
Jika bergosip atau ber-ghibah
merupakan penyakit hati. Maka demikian pula dengan mendengarkannya. Bahkan
mendengarkan gosip bisa menjerumuskan seseorang ikut-ikutan bergosipria.
3. Stop mengeluh apapun kondisinya
Keluh kesah juga termasuk
penyakit hati. Karena secara sadar atau tidak mengeluh merupakan sikap tidak
ridha terhadap takdir dan ketentuan Allah. Sebaliknya menerima dengan ikhlas
dan ridha menjadikan seseorang memiliki hati yang hidup dan sehat.
4. Jauhi benci dan dendam
5. Tidak menghakimi
6. Pastikan makan makanan yang
halal
Makanan yang halal sangat
berpengaruh terhadap kualitas hati seseorang. Sebaliknya makanan yang tidak
halal dapat merusak hati. Bahkan menjadi sebab tertolaknya do’a seorang hamba. Karena
itu pastikan makanan yang dikonsumsi adalah yang halal dan baik.
7. Banyak mendekatkan diri pada
Allah
Taqarrub (pendekatan diri)
kepada Allah dapat menghidupkan hati. Hal ini dapat dilakukan dengan menjaga
ibadah wajib dan merutinkan ibadah nawafil (tambahan) yang sifatnya sunnah.
Dalam satu hadits qudsi Allah menyatakan, perbuatan taqarrub seorang hamba yang
paling dicintai Allah dengan amalan-amalan fardhu atau wajib. Dan jika
seseorang melakukan nawafil (ibadah tambahan) maka Allah makin
mencintainya. Jika Allah telah mencintainya, maka Allah akan menuntun anggota
tubuhnya untuk kebaikan.
8. Mencari teman yang juga banyak
bicara tentang hati
Teman juga memiliki peran yang
sangat berpengaruh terhadap kondisi hati seseorang. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam telah menyatakan, “Seseorang tergantung kebiasaan teman dekatnya,
maka hendaknya seseorang memerhatikan siapa yang menjadi temannya”.
Ia mengakhiri sharing pengalaman menulis malam tadi dengan
memotifasi para peserta untuk menulis. Caranya dengan menuliskan ide yang
muncul setiap hari.
“Biasakan Menulis setiap ada ide
yang dialami dalam keseharian kita. Ide-ide yang muncul secara tiba-tiba itu
ibarat berlian yang bernilai bila ditindaklanjuti dengan menuliskan kembali”,
ungkapnya.
“Tulis saja apa yang kita
rasakan, yang kita alami, dan carilah orang untuk membimbing hingga menjadi
karya buku”, imbuhnya.
Bahkan penulis produktif ini
menyatakan kesiapan menjadi teman diskusi bagi para calon penulis.
“Bila diperlukan, in Syaa Allah
saya bisa jadi teman diskusi. Selamat menulis dengan cinta”, pungkasnya. []
Keren. Seluruh resume telah tuntas.
BalasHapusTrimakasih sudah mampir
Hapus#Salamliterasi
Luar biasa
BalasHapusTrimakasih sudah mampir.
Hapus#Salamliterasi
Awalnya bagus..endingnya cukup lumayan..mungkin menggunakan bahasa puitis lebih menonjol rasa cintanya
BalasHapusTrimkasih. Atas kunjunhan dan komentarnya.
Hapus#Salamliterasi
Lengkap Pak resumenya, dan bisa menambah ilmu 👍
BalasHapusTrimakasih atas kunjungannya..
Hapus#Salamliterasi
Setuju banget pak Syamsuddin. Bagus
BalasHapusTrimakasih.
Hapus#SalamLiterasi
Kalimat pembukanya bagus
BalasHapusTrimakasih atas komentar dan kunjungannya.
Hapus#SalamLiterasi