“Guru itu bukan tukang ngajar bayaran”. Demikian pesan guru
kami Adian Husaini, Ph.D. Pesan selalu disampaikannya baik di ruang kuliah
maupun dalam seminar baik offline maupun online (webinar). “ Guru itu mujahid
(pejuang) pendidikan”, tegasnya.
Oleh karena seorang guru hendaknya meniatkan aktifitas
mengajarnya sebagai bagian dari perjuangan. Perjuangan menyebarkan ilmu dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Baginya mengajar harus menjadi panggilan jiwa
untuk memperbaiki keadaan masyaraka bangsa dan negara.
Sebagai pendidik, seorang guru harus terus menjaga keikhlasan
dan semangat dalam mengajar. Keikhlasan dan semangat tulus merupakan sumber
energi seorang guru dalam menunaikan tanggung jawab ‘’mencerdaskan banga”. “Suatu bangsa akan maju selama masih ada guru
yang peduli terhadap negerinya”, ujarnya suatu waktu mengutip pernyataan yang
pernah didengarnya dari Pak Natsir.
Para pendiri (Founding) negeri ini adalah sosok-sosok yang
pernah terlibat secara langsung dengan
dunia pendidikan, seperti Presiden pertema RI. Ir. Soekarno, M. Natsrir,
Jenderal Besar Soedirman, dll. (Suatu saat pengen nulis khusus tentang ini).
Meskipun demikian ‘’tulus dan ikhlas” bukan berarti guru
tidak perlu dan tidak butuh dibayar. Ini keliru besar.
“Guru itu bukan tukang ngajar bayaran, tapi mujahid
(pejuang) pendidikan”, katanya lagi. “Ada gaji atau tidak, guru harus tetap
ngajar”, jelasnya. “Digaji sedikit atau banyak, guru harus tetap ngajar”,
tegasnya. Tapi mengabaikan kesejahateraan guru termasuk sikap yang zalim.
“Guru itu harus terus
ngajar, ada duit (gaji) atau tidak. Tapi jika negara atau yayasan memberi gaji
yang tidak layak, itu dzalim, kecuali jika negara atau yayasan itu masih miskin”,
tegasnya.
Ini bukan soal jual beli ilmu atau pendidikn transaksional. Tapi sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada mereka yang telah telah dan berkeringat untuk kemajuan bangsa. Tidak adil rasanya, jika kita mengaharapkan para pendidik dan guru mendidik karakter dan adab kepada anak bangsa, sementara hak-hak mereka tidak dipenuhi secara layak.
Guru juga tidak butuh penghoramatan. Tapi ilmu lebih berkah dan maanfat jika seorang pelajar menghormati dan menghargai gurunya. Ilmu makin berkah jika pelajar dan pengajar sama-sama ikhlas dan sungguh-sungguh. Pelajar ikhlas belajar. Guru ikhlas dan serius mengajar.
Guru itu sebenarnya gak butuh kaya raya. Secukupnya saja. Sebelum
menutup artikel singkat, ini saya teringat pernyataan guru kami, Prof. Didin
Hafidhuddin dalam sesi mata kuliah Pendidikan Karakter bertahun lalu. “Guru itu
tidak butuh apa-apa, hanya butuh tercukupi kebutuhan sehari-hari nya”,
ungkapnya.
Iya juga seh, gak butuh apa-apa. Apa adanya dan cukup. Semua
kebutuhan hidup ada dan tercukupi. []
Bogor 13-09-2020
guru itu pendidika yang mempunyai tugas mendidik calon pemimpin masa depan dengan akhlaqul karimah
BalasHapusGarda terdepan pembangunan bangsa. Karena mendidik dan membangun jiwa anak bangsa.
HapusTrimakasih Om Jay atas kunjungan dan komentarnya.
HapusGuru adalah penentu masa depan bangsa. berjuang untuk Indonesia maju
BalasHapusBenar. Pahlawan tanpa tanda jasa
BalasHapusGuru berjuang membangun anak bangsa.
BalasHapusPahlwan tanpa tanda jasa dan pejuang pendidikan.
HapusTrimakasih dah mampir.
#Salamliterasi
Guru gak butuh apa-apa? Ah, masa iya? Saya sih, apa-apa butuh. Maksud pernyataan itu adalah: Kita bekerja mendapat upah (sesuai dengan aturan yang berlaku). Cuman, dedikasi, melayani peserta didik bukan disebabkan sudah dibayar, memang panggilan hati. Jadi mau GTT, ASN, PNS, S1, S2, Sertifikasi atau belum, melayani dan memperlakukan peserta didik standarnya sama.
BalasHapusSatu lagi, aku....butuh....kamu. Senyum....!!!
Betul pak.
HapusTrimakasih atas kunjungan dan komentarnya.
Butuh hiduo layak, dan semoga jd amal jariah, walau
BalasHapussudah tiada akan tetap berguna ilmunya dan mengalir pahalanya, Aamiin YRA
Amin
HapusHiduo = hidup🙏
BalasHapusMasya Allah betul dan setuju dengan pembahasan yang ustad paparkan. Sesuai firman Allah yang disitu dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 97, yakni:"Barangsiapa mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan saya pernah membaca mengenai guru atau pengajar. Dari Musnad Al-Imam Ahmad, dari Anas, yakni Nabi Muhammad Shallallahu a'laihi wasallam memberikan permisalan guru/pengajar/ulama adalah bintang. Yakni digambarkan bahwa guru/pengajar/ulama seperti lentera dalam kegelapan. Sehingga dapat menerangi hamba-hamba Allah yang lain dengan Ilmunya. Karena guru adalah seseorang yang dikaruniai ilmu oleh Allah Subhanahu wata'ala dan dengan ilmunya itu dia menjadi perantara manusia dan menyiarkan agama Allah kepada yang lain untuk mendapatkan, memperoleh serta menuju kebaikan baik di dunia ataupun di akhirat. Selain itu, guru tidak hanya bertugas menyampaikan ilmu, tetapi juga mendidik muridnya untuk menjadi manusia yang bertaqwa, beradab, berakhlak, dan Islami. Semoga untuk semua guru/pengajar/ulama senantiasa Allah berikan keberkahan dalam mengemban dan menyampaikan ilmu yabg didapat, serta diberi kemudahan. Aamiin🤲🙏
BalasHapus