Jika Berdoa, Jangan Abaikan Ini
Jika anda sedang dirundung
masalah namun tak tahu harus minta apa, maka tak perlu bingung. Cukup minta
satu, Rahmat-Nya. ‘’Ya Allah, beri aku RahmatMu”. “Ya Allah, rahmati aku”. “Ya
Allah kucurkan kepadaku Rahmatmu”. “Ya Allah, Aku memohon RahmatMu”.
Selanjutnya, serahkan kepada-Nya.
Karena Dia lebih tahu apa yang kita butuhkan. Sebab Dia memberi apa yang kita
butuh, bukan yang kita minta. Karena kadang kita meminta sesuatu yang
sebenarnya tidak kita butuhkan. Ini bukan berarti tidak meminta yang dibutuhkan.
Kenapa harus minta Rahmat
dari-Nya? Mungkin kisah Ashabul Kahfi bisa menjadi inspirasi dan pelajaran. Yakni
kisah tujuh pemuda yag berlindung ke gua. Mereka berdiam di gua tersebut selama 300/3009 tahun.
Kisahnya diungkap dalam Surat al-Kahfi ayat 9-29 dan beberapa riwayat yang
shahih.
Mereka adalah para pemuda beriman
(fityatun amanu birabbihim) yang berhadap dengan rezim otoriter dan musyrik. Rezim
musyrik memaksakan kesyirikan kepada seluruh rakyatnya. Dia tidak hanya
memaksa, tapi juga menghabisi siapa saja yang menolak titahnya. Yang teguh
memilih jalan Tauhid semuanya dihabisi.
Tercatatlah tujuh pemuda beriman
yang pemberani. Mereka menolak perintah sang raja. Dan pada saat yang sama
mereka beusaha menyelamatkan diri dengan ‘’masuk hutan” dan ‘’naik gunung” lalu
masuk ke dalam gua (al-kahf). Dalam bahasa Arab Kahf adalah sebutan untuk gua
yang terletak di atas gunung.
Dalam riwayat dikisahkan bahwa
mereka beranjak dari kota masuk hutan atau naik gunung pada pagi hari. Mereka sampai ke gua menjelang siang. Ketika masuk
ke dalam gua untuk berlindung mereka beristirahat seraya berdo’a kepada Allah.
Jika saya dan anda yang berada
dalam situasi darurat seperti ini, apa yang anda lakukan? Atau saat berdo’a
dalam situasi demikian genting, apa yang diminta kepada Allah? Mohon
keselamatan? Minta diberi kesaktian mandraguna agar dapat melawan hulubalang
raja zalim yang mengejar dan mengintai?
Dalam kondisi yang mencekam
sedemikian rupa, para pemuda itu memohon, “Rabbana Aa tina min ladunka rahmah
wa hayyi’ lana min amrina rasyada”. “Ya Tuha kami, berikanlah kepada kami
Rahmat dari sisiMu, dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dan urusan kami”. (terj. Qs.
18:10).
Mereka ‘’hanya’’ meminta rahmat
dan hidayah (petunjuk). Namun Allah Ta’ala selamatkan mereka dengan cara
yang terduga. Allah menganugerahkan rahmatNya kepada mereka dengan cara, “Maka
kami tutup telinga mereka dalam gua itu
selama beberapa tahun”. Yakni tidurkan
mereka selama 300-309 tahun.
Dengan cara inilah Allah
selamatkan mereka. Bahkan dengan cara ini pula Allah jadikan mereka sebagai
salah satu bukti kemahabesaran dan kekuasan-Nya.
Peristiwa ini mengandung banyak
ibrah dan pelajaran. Diantaranya, Allah menolong dan menyelamatkan seseorang
dengan cara yang kadang tidak diprediksi oleh manusia. Ketujuh pemuda beriman
tersebut tak pernah membayangkan, mereka akan disematkan oleh Allah dengan cara
tertidur selama tiga ratus tahun lebih.
Karena itu, jangan pernah lupa
dan lalai untuk berdo’a memohon dua hal ini. Rahmat dan hidayah. Bukankah Allah
telah menyatakan, “RahmatKu meliputi segala sesuatu”. Jika rahmat Allah maha
luas, lalu mengapa kita mempersempitnya dengan “daftar permintaan” yang
terkadang tidak kita butuhkan?
Kisah ini memberi pelajaran
kepada kita, dalam situasi krisis yang mengintai, maka yang paling pertama
terlontar dalam do’a-do’a kita adalah, “Rabbana atina min ladunka rahmah”. “Ya
Allah karunia kami rahmatmu dari sisiMu”. Selanjutnya serahkan kepadaNya. Dia
Maha tahu tentang apa dan bagaimana kita keluar dari krisis tersebut. Dia
paling tahu apa yang masalahat bagi kita dalam situasi sulit tersebut. ‘’Ya
Allah kucurkan kepada kami RahmatMu yang luas tak bertepi, dan berikan kepada kami petunjukMu sebagai panduan lurus bagi kami”. []
Bogor18/09/2020/10.30 WIB
Sgt menginspirasi
BalasHapusTrimakasih
HapusAlhamdulillah pencerahannya 10 ayat surah Al khafi memang harus dihafal dan ditadaburi
BalasHapusBenar Bu Kanjeng.
HapusSyukran atas kunjungan dan komentarnya.
#SalamLiterasi