Rahasia Eksis Ngeblog 15 Tahun
ala Bang Dedi
“Tulis apa saja. Menulislah kapan
saja dan di mana saja serta dalam
situasi dan kondisi apa saja”. Kalimat ini setidaknya merupakan salah satu
simpulan saya dari penyampaian guru Kelas Belajar Menulis bersama Om Jay angkatan
15 malam ini, Rabu (09/09/2020).
Beliau adalah Dedi Dwitagama. Pengajar
Matematika di SMKN 50 Jakarta. Guru blogger yang juga penggemar jalan-jalan keliling ini ternyata
sosok multitalenta. Sederet prestasi dan “amanah” termaktub di sini: https://dedidwitagama.wordpress.com/my-cv/.
Ia memiliki hobi gemar berbagi
tentang sesuatu yang bermanfaat untuk sesama
dan mendokumentasinya disalurkannya
dengan cara menulis di http://trainerkita.wordpress.com.
Sementara tulisan-tulisannya tentang
pendidikan dapat dibaca di http://dedidwitagama.wordpress.com.
Blog pertamanya adalah http://dwitagama.blogspot.com yang
dirintis sejak tahun 2005. Mulai ngeblog berkat diprovokasi oleh sang adik,
Agus Sampurno yang juga seorang penulis dan blogger. Ketika tahun 2007 muncul
wordpress ia migrasi dari blogsopt ke wordpres.
Kenapa memilih pindah ke Wordpress? Alasannya karena menurutnya pola perkembangan teknologi, bahwa yang pumcul
belakangan biasanya lebih lengkap fasilitasnya dan menutup kelemahan platform
terdahulu. “Dan saya rasa betul ... lebih user frendly “, jelasnya.
Selain itu juga alasan selera. “
Yang lebih penting kan man behind the gun nya, begitu”, ujarnya menjawab
pertanyaan salah satu peserta yang mempertanyakan kenapa beralih ke Wordpres,
padahal sudah lumayan eksis di blogspot.
Di samping itu guru dan penulis
dengan sederet prestasi hebat ini juga masih
memiliki dan mengelola 10 blog lainnya. Sebagian
blog tersebut, “isinya mendokumentasikan kegiatan saya di sekolah, kegiatan
jalan-jalan dan hobby fotografi saya”.
15 Tahun Bertahan Ngeblog, Ini
Rahasinya
Pertama, Bagai Punya “Majalah” Sendiri
Memiliki blog pribadi dan selalu
ngeblog secara rutin, seperti punya media sendiri yang bisa diisi dengan
tulisan sendiri tanpa proses di rapat redaksi. “Saya merasa punya majalah
sendiri yang isinya bisa saya muat sesuka saya “, terangnya.
Kedua, Iklan Gratisan
Dengan ngeblog secara konsisten, “Saya
punya alat promosi gratis tentang ide", kegiatan", skill, dan apa aja
yang saya upload di blog “.
Akibatnya beliau menerima banyak undangan untuk berbagi ke Aceh
hingga Papua dan beberapa Negara di dunia. Terakhir 2012
beliau ke Seoul Korea Selatan, 2019 ke Sumbawa. “Gretoooong kata
anak" skarang”, ujarnya.
Ketiga, Menjadi Blogwalking
Konsisten dan istiqamah menulis
di blog selama 15 tahun bukan sesuatu yang mudah. Ada saat-saat tertentu merasa
kehabisan bahan dan ide. Hal ini juga dialami Bang Dita.
Saat kehabisan ide untuk menulis
ia mengatasinya dengan menjadi blogwalking. Yaitu “melihat" blog teman,
membuat saya jadi membaca info" yang memunculkan ide menulis dan menambah asupan
gizi literasi”, ungkapnya lagi.
Menurutnya membaca blog orang
lain merangsan ide muncul. Ketika muncul seseorang dapat langsung menuliskannya
dan meng-uploadnya. “Saya baca blog" orang lain, bikin ide muncul dari
kepala kita, tulis dan upload deh “, jelasnya.
Saat ditanya oleh peserta tentang
maskud dari tips ini, beliau menyatakan, “Saat tak ada ide, ceritakan saja
kegiatan ibu hari itu, sertakan foto
supaya lebih menarik”. Misalnya, “Saya kangen Kupang, . . . . “, jelasnya.
Mungkin kurang lebih seperti
wartawan yang gagal mendapatkan statemen dari sumber berita, karena tokoh yang
hendak diwawancarai bungkam atau
tergesa-gesa masuk mobil. Sehingga wartawan hanya menulis, “ Menteri . .
. hanya tersenyum dan melambaikan tangan kepada wak media sambil bergegas masuk mobil”.
Keempat, Mewariskan Tulisan
Lewat Jejak Digital
Nominator Blog Pendidikan terbaik
Indonesia pada Pesta Blogger Nasional 2011 ini secara sadar menerapkan
pribahasa Gajah mati meninggalkan gading .
“Saya ingin pergi meninggalkan
tulisan yang bisa dilacak di google”, ungkap mantan juara 3 Kepala Sekolah Berprestasi
tingkat Provinsi DKI Jakarta, 2008 ini.
Kelima, Mengabarkan Kebaikan
Semangat dan motivasi menebar dan
mengabarkan kebaikan juga menjadi alasan bagi mantan juara 1 Kepala Sekolah Berprestasi
tingkat Jakarta Pusat, 2008 ini eksis ngeblog selama 15 tahun.
“Kebahagiaan saya rasakan agar
tersebar ke dunia dan kabaikan dan kebahagian makin banyak bertebaran di dunia
maya dan dunia nyata”, jelasnya.
Menulis Apa Saja, Kapan Saja
dan Dimana Saja
Istiqamah menulis dan ngeblog
selama satu setengah dasa warsa bukan sesuatu yang mudah. Tapi trainer dan
motivator pendidikan ini punya resep manjur untuk tetap eksis menebar tulisan
lewat blog. Ia dapat menulis apa saja, kapan saja dan di mana saja serta dalam situasi dan kondisi
apa saja.
“Bisa kapan saja, saat istirahat
usai upacara sebelum jam mengajar, saat istirahat antar jam mengajar, sebelum
pulang sekolah, saat menunggu anak pulang sekolah, menunggu istri belanja,
menunggu rapat di mulai, saat pembicara rapat sudah dimengerti intinya, agar
tak ngantuk saya menulis “, terangnya.
Sekarang ada aplikasi android yang menurutnya makin
memudahkan menulis.
Menulis dilakukannya dalam
situasi dan kondisi apapun. Termasuk saat mengalami kebuntuan ide. “Saat buntu
ide, saya menulis aja sebisanya, walau cuma
satu alinea dilengkapi foto”, ungkapnya lagi.
“Lihat deh di
https://dedidwitagama.wordpress.com, artikel terakhir contoh saya kering ide”,
imbuhnya.
Sebaliknya, “saat banyak ide,
saya buat beberapa tulisan yang penayangannya saya jadwal hingga beberapa bulan
ke depan, sehingga saat saya tak menulis
... tulisan terjadwal nya tayang sendiri, heppy deh”, pungkasnya.
Alhasil, tidak ada alasan untuk
tidak menulis. Sebab menulis merupakan sarana untuk mengeksiskan diri, baik
dalam level personal maupun sosial. Secara personal menulis dijadikan sebagai
wasilah bertumbuh. Secara sosial komunal menulis merupakan media menebar kebaikan
dan kebahagiaan kepada sesama. Secara intelektual menulis juga menjadi media
untuk membangun brand otoritas.
Sehingga meminjam istilah adik
bungus dari Bang Dedi, Agus Sampurno, “Siapapun Anda, Maka Anda Harus Menulis”.
Jika Mas Agus kita belajar, “Kita harus menulis, siapapun kita”, maka dari sang
Abang kita belajar resep menulis yang lain, “Tulis apa saja, kapan saja, di
mana, dan dalam situasi serta kondisi apa saja”. []
mantul resumenya dan saya belajar banyak dari pak dedi soal menulis di blog dan perak perniknya
BalasHapusLuar biasa Pak tips dan resep dari Pak Dedi. Sangat memotivasi dan menginspirasi.
HapusTrimakasih Om Jay.
#SalamBlogger
#SalamLiterasi
Wah...pak Syam luar biasa paling cepat.
Hapustips pak Dedi praktis dan jelas.contohnya: Kangen Kupang.Tulis saja.saya jadi perasaan.
Cepat sekali selesainya. Keren.
BalasHapusTrimakasih atas kunjungan dan komentarnya
HapusWah...pak Syam paling cepat.Tips pak Dedi praktis dan jelas.Contoh : Kangen Kupang.Tulis saja.Saya jadinya perasaan.
BalasHapusTrimakasih sudah berkunjung
HapusBagus banget resumenya tanda menyimak dengan baik dan bakal menjadi Blogger hebat yw
BalasHapusTrimakasih atas kunjungan dan doanya Bu Kanjeng. Amin.
Hapus#Salamliterasi
Luar biasa...resumenya sudah mengudara tercepat. Keren lagi...👍
BalasHapusTrimakasih atas kunjumgan dan komentarnya.
Hapus#SalamLiterasi
Keren
BalasHapusResume tercepat dan mantap
Smg jd blogger hebat
Amin
HapusTrimakasih.
#Salamliterasi
Resume pertamax...
BalasHapusHehehee
Hebat Pak, lanjutkan
Trimakqsih
Hapus👍👍
BalasHapusTrimakasih
Hapus#Salamliterasi
Makin keren 👍👍👍
BalasHapusTrimakasih Bu Imas. #Salamliterasi
HapusJosss ....mantap brooo resume nya
BalasHapusTrimakasih atas kunjungan,komentar dan motivasinya.
HapusBagus resumenya pak, salam literasi
BalasHapusTrimakasih atas kunjungan dan komentarnya. #SalamLiterasi
HapusResume yang cepat dan hebat, rahasianya dari niat dan semangat ,.salut untuk pak syam...luar biasa
BalasHapusTrimakasih, #SalamLiterasi #SalamBlogger
Hapusterima kasih bapak telah menuliskan interaksi kita smalam, goood job
BalasHapusTrimakasih Pak Dedi atas kunjungan dan komentarnya.
HapusMantul resumenya asyik juga di baca inspiratif
BalasHapusTerimakasih dah mampir dan berkomentar. #Salamlitetasi
Hapus