Buku Digital Transformation
Masih ingat dengan resep CLBK
dalam menulis? Jika tidak ingat, silahkan baca kembali di ‘’Berkat CLBK Anak
Kampung Sukses Terbitkan Buku di Penerbit Mayor”. CLBK adalah singkatan
dari Coba, lakukan, dan budayakan secara konsisten.
Rumus CLBK sukses mengantarkan Pak Yulius Roma Patandean, Guru Bahasa Inggris SMAN 5 Tana Toraja ini menjadi penulis sukses. Bersama penulis hebat lainnya di bawah bimbingan Prof. Eko berhasil menulis buku "Digital Transformation". Buku ini ditulis dalam jangka waktu satu pekan dan diterbitkan oleh Penerbit ANDI.
Malam ini Pak Roma kembali hadir
berbagi motivasi dan inspirasi menulis kepada peserta “Belajar Menulis Bersama OmJay-PGRI-Penerbit ANDI”.
Baginya menulis buku memiliki
keistimewaan tersendiri. Lewat menulis
ilmu tersalurkan. Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dapat disampaikan dalam sebuah tulisan secara formal.
Kunci sukses menulis menurutnya
adalah pembiasaan. “Menulis merupakan sebuah kegiatan yang membutuhkan
pembiasaan. Membiasakan diri menulis setiap hari perlu dilakukan. Dalam hal
ini, menulis apa saja, semua topik bisa dituliskan”, jelas pengajar di UPT SMAN
5 Tana Toraja Sulawesi Selatan ini.
Upaya membangun kebiasaan menulis
diungkapaknnya melalui satu tulisan khusus di blogg pribadi romapatandean.wordpres.ocm/2020/08/08/clbk/
Kegiatan menulis telah membuatnya
untuk selalu mencoba menuliskan apa yang
terlintas di dalam benak. Termasuk
menulis puisi, baik puisi berbahasa Indonesia maupun puisi berbahasa Inggris.
Ia menceritakan bahwa, “Saat ini materi
ajar Bahasa dan Sastra Inggris di kelas XI terkait puisi. Jadi sambil mengajar
siswa menulis puisi, maka sekali mendayung, saya juga mengasah kemampuan untuk
menulis puisi”.
“Setiap sore saya menulis minimal
1 puisi. Temanya tentang apa saja yang terlintas di pikiran saya. Nah, ini
terkait COBA dan LAKUKAN”.
Menularkan Semangat Menulis Pada Teman Sejawat
Semenjak ‘’keranjingan menulis”,
Pak Roma berusaha menularkan semangat menulis kepada teman sejawatnya. Yakni
para guru di sekolah tempat beliau mengajar.
Selain itu, lanjutnya, “saya juga telah mengajak beberapa teman guru
untuk mulai belajar menulis. Kami sepakati untuk menulis yang diajarkan di
kelas. Topik yang kami pilih seputar puisi”.
Alhamdulillah, ada 2 guru bahasa Indonesia yang bersedia. “Kami
sepakat untuk menuliskan minimal 40 puisi dengan tema PJJ selama sebulan,
sepanjang bulan September. Ya mirip
September Ceria dari Prof Eko”, ungkapnya.
Mengatasi Kesulitan Merangkai
Kalimat Panjang
Kendala yang sering dialami dalam
menulis adalah kesulitan merangkai
kalimat panjang. Apalagi dalam konteks menulis buku. “Saya mencoba menuliskan
ide saya dengan maksimal 6 kata dalam satu kalimat. Kemudian antara kalimat
satu dengan yang lainnya selalu memiliki kaitan”, terangnya.
Ia mengungkapkan, kalimat dengan
jumlah maksimal 6 kata dalam satu kalimat
ini telah sering beliau ujikan ke siswa,
jika mengajar di WA. Hal ini beliau lakukan dengan mempraktekkan salah satu isi
tulisan beliau di buku Digital Transformation yakni Cyber Pedagogy. Ini
terkait BUDAYAKAN dan KONSISTEN dari CLBK.
“Saya mengirimkan paragraf
singkat ke siswa dimana kalimatnya terdiri atas maksimal 6 kata. Seringkali 8
kata tau 10 kata. Lalu saya tanyakan apa keunikan kalimat tersebut”, ungkapnya
lagi.
Cara Mengembangkan Topik
Mengembangkan topik saat menulis
sering menjadi hambatan serius bagi seorang penulis, khususnya penulis pemula. Seorang
peserta kelas belajar menulis malam ini menanyakan hal ini. “ “Saya tidak punya
trik jitu sebenarnya”, ungkapnya. Cara yang beliau lakukan adalah mengubah
judul Bab, karena biasanya Bab itu sendiri yang membatasi ruang berpikir
seorang penulis.
“Judul Bab, saya jadikan sub
judul, karena pembahasannya terbatas”, jelasnya lagi.
Kemudian, lanjutnya saya mencari topik yang sejenis
dengan judul tersebut untuk saya kembangkan terlebih dahulu sebagai sub judul.
Jika ternyata dalam pengembangannya sub judul baru ini lebih luas materinya,
maka saya geser menjadi judul Bab.
Misalnya dulu saya menulis judul
Bab Sekolah Pintar, maka saya kumpulkan dulu unsur-unsur apa yang harus pintar
dalam sebuah sekolah. Maka terkumpullah ide sub Judul: Kurikulum, Kepala
Sekolah, Guru, Tata Usaha, Administrasi, Jadwal, Bangunan, Pelatihan, Lacak
Alumni. Dari judul-judul ini, saya beri tambahan judul smart. Sehingga ketika
selesai dituliskan pengembangannya, menghasilkan judul BAB SMART SCHOOL.
Tips Agar Tetap Fokus
“Apakah dalam menulis harus fokus
satu tema atau satu bentuk”? tanya salah seorang peserta. “Saya merasa berbakat pada puisi dan tertarik pada bahasa
yang menggunakan bahasa sastra seperti laskar pelangi Andrea Hirata”,
lanjutnya.
Menurutnya jiika niat dan visinya
menghasilkan sebuah buku sastra, secara khusus puisi, maka sebaiknya
konsentrasi di situ dulu. Dengan fokus, maka kemampuan mengolah kalimat puisi
dibalut kiasan personifikasi, metafora, simile dan hiperbola akan lebih
maksimal.
“Sama seperti yang saya lakukan
sekarang. Walaupun sementara
menyelesaikan buku Flipped Classroom, setiap sore saat ini, jatahnya
menulis puisi. Saat menikmati secangkir kopi hangat, maka saya menuliskan puisi”,
ungkapnya.
Saat ditanya tentang bagaimana cara agar seseorang fokus dengan
topik yang sedang ditulis bila hendak menulis buku, mengantakan caranya adalah menyimpan draft buku di laptop, tepatnya di
dekstop dan memperbanyak input berupa
referensi.
“Ini cara saya agar fokus.
Menyiapkan rancangan atau draft penulisan dalam laptop agar ketika membuka
laptop, tulisan itu akan selalu menyapa saya” tegasnya.
Selanjutnya, adalah memperbanyak input. Artinya memperkaya
sumber referensi, baik dari buku-buku yang mirip topiknya maupun dari internet.
Visi Sebagai Panduan Menjaga Konsistensi
Membudayakan Aktivitas Menulis
Membudayakan kebiasaan menulis
secara konsisten bukanlah sesuatu yang mudah. Perlu kerja kerja keras untuk
mewujudkannya. Perlu usaha sungguh-sungguh mengasah konsitensi menulis sampai
menjadi budaya.
Tips mengasah konsitensi hingga
menjadi budaya ini termasuk salah satu pertanyaan yang diajukan peserta kepada
pak Roma. “Budayakan dan Konsisten dalam akronim CLBK yang Bung Roma Ciptakan. Bagaimana
cara mengasahnya? Karena untuk menjadi B dan K dalam menulis selalu terbentur
dengan Waktu”, tanya Indrakeren, Ciledug Tangerang.
Menjadikan menulis sebagai sebuah
BUDAYA, “maka saya, terlebih dahulu harus memiliki niat dan komitmen yang
sungguh-sungguh untuk menulis. Walaupun
saat ini waktu dikategorikan padat, saya yang memilih mengatur waktu”.
Menulis buku beliau fokuskan di akhir pekan, sementara waktu
lainnya beliau gunakan untuk menuliskan apapun yang bisa saya tuliskan. Saat ini beliau sedang fokus menulis tiga buku. Salah satunya buku Flipped
Classroom, sebuah buku Grammar dan buku kumpulan puisi.
“Agar konsisten, maka saya harus
menetapkan visi penulisan itu, yakni tulisan harus selesai dalam waktu yang
sudah saya tentukan. Dengan adanya visi dan batasan waktu, konsistensi akan
selalu terjaga walaupun berada di tengah kesibukan”, ungkapnya.
Ketika
Mengalami Kesulitan Menulis
Menurutnya jika kesulitan
menulis, rangkailah kalimat dengan sederhana dan singkat. Selain itu agar mampu
menCOBA, meLAKUKAN, memBUDAYAKAN dan KONSISTEN; maka seseorang perlu menetapkan visi dan komitmen dalam menulis. “Jangan biarkan waktu yang
mengatur kita, tapi aturlah waktu itu”, pungkasnya.[]
hebat pak lanjut menulisnya
BalasHapusTrimakasih
HapusLuar biasa mantap
BalasHapusTrimakasih
HapusSalam literasi
BalasHapuspenamrbams.id
#SalamLiterasi
HapusMantap...ruar biasa
BalasHapusTrimakasih dan #SalamLiterasi
HapusEnak dibaca bro
BalasHapusTrimakasih.
Hapus#SalamLiterasi
Kerenn tulisannya. Konsisten trus dalam menulis
BalasHapusKerenn tulisannya. Konsisten trus dalam menulis
BalasHapusTrimakasih
HapusMANTAP
BalasHapus