Pada masa lalu, sejarah pada
umumnya ditulis dalam bentuk kronik atau berdasarkan urutan waktu. Peristiwa pada
satu waktu tertentu, misalnya, satu tahun tertentu diinventarisasi kemudian
dituliskan secara kronologis. Peristiwa itu akan terhenti penulisannya kalau
sudah melewati batas tahun yang bersangkutan. Satu potongan cerita seringkali
tidak dihubungkan dengan peristiwa terkait pada tahun sebelum atau sesudahnya
sehingga penulisan sejarah tidak menghadirkan suatu cerita yang utuh. Penulisan
sejarah model ini sering disebut “kronik”.
Model penulisan sejarah seperti
ini sudah tidak digunakan lagi pada penulisan sejarah kontemporer. Penulisan
sejarah kontemporer pada umumnya sudah menentukan satu bagian cerita apa yang
akan dituliskan, apakah cerita tentang suatu daerah tertentu, satu wilayah
tertentu, satu orang tertentu, atau satu peristiwa tertentu. Urutan waktu
(kronik) tidak lagi ditulis secara ketat dan rigid, melainkan digunakan sebagai
patokan sej arawan untuk melihat mana peristiwa yang lebih dahulu terjadi dan
mana yang belakangan. Berikut beberapa model penulisan sejarah yang umum dibuat
pada masa sekarang.
1. Sejarah Dunia
Sejarah dunia adalah jenis
penulisan sejarah yang tidak membatasi kisahnya pada teritori atau wilayah
tertentu. Sejarah jenis ini menjadikan seluruh wilayah yang terjangkau di dunia
ini sebagai objek bahasannya. Modelnya beragam. Ada yang mengompilasi
(mengumpulkan) sejarah sejarah penting di setiap wilayah di dunia. Ada juga
yang mengungkapkan peradaban-peradaban paling maju sepanjang sejarah umat
manusia sehingga tidak jarang wilayah yang tidak pernah memiliki peradaban maju
tidak disinggung-singgung di dalamnya.
Bukan pekerjaan yang mudah untuk
menulis sejarah dunia. Namun, banyak sejarawan yang terobsesi untuk menuliskan
sejarah dunia. Sejarah dunia adalah penulisan sejarah yang ingin mengungkapkan
sejarah yang dilalui oleh dunia ini. Bila perlu para sejarawan ingin
mengungkapkan apa yang terj adi di muka bumi ini, bahkan sej ak bumi ini ada.
2. Sejarah Regional
Yang dimaksud regional di dalam
penulisan sejarah pada umumnya adalah satu kawasan tertentu yang terdiri dari
beberapa negara, namun dibatasi oleh satu batas teritorial tertentu. Contohnya
kawasan Asia, Eropa, Amerika, Pasiiik, Afrika, Asia Tenggara, Asia Barat, Asia
Timur, Anak-Benua India, Eropa Barat, Amerika Selatan, Afrika Utara, dan
sebagainya.
Ada beberapa karya sejarah yang
secara khusus menuliskan sejarah berdasarkan satu batas geografis tertentu yang
menyatukan beberapa negara sekaligus. Untuk kawasan Asia Tenggara, misalnya,
D.G.E. Hall menulis History of South East Asia. Buku ini tidak hanya berisi
penjumpaan sejarah negara-negara yang masuk dalam teritori ini, namun juga
dilihat bagaimana hubungan di antara wilayah-wilayah yang ada di kawasan ini.
3. Sejarah Nasional
Fenomena penulisan yang dibatasi
oleh teritori negara tertentu baru muncul setelah marak berdirinya
negara-negara bangsa (nation state) di seluruh dunia sejak abad ke-18.
Sebelumnya, sejarah satu wilayah tertentu biasanya difokuskan hanya pada
sejarah kota-kota tertentu. Setelah timbul suatu negara nasional, barulah
ditulis sejarah menyangkut wilayah-wilayah yang tercakup dalam negara itu.
Contohnya penulisan sej arah
Indonesia. Sebelum Indonesia diproklamasikan, belum ada penulisan sejarah
nasional Indonesia. Kalaupun ada hanyalah penulisan-penulisan sejarah kota-kota
tertentu atau kerajaan-kerajaan tertentu. Pada waktu pemerintah Belanda resmi
menjadi penguasa di wilayah yang sekarang menjadi Indonesia sejak tahun 1800 M,
sudah ada penulisan sejarah menyangkut wilayah yang dikuasainya.
Namun, karena waktu itu belum ada
negara bangsa (nation state) Indonesia, maka tidak dapat dikategorikan sebagai
sejarah nasional. Ada buku sejarah yang berjudul Geschiedenis van
Nederlandsch-Indie (Sejarah Hindia Belanda) yang ditulis sebelum Indonesia
berdiri. Buku ini tidak dapat dikategorikan sebagai sejarah nasional sekalipun
menceritakan wilayah-wilayah yang sekarang menjadi Indonesia. Sejarah seperti
itu disebut sejarah kolonial karena lebih banyak menceritakan sepak-terjang
negara kolonial Belanda di wilayah Indonesia. Sej arah nasional sendiri
berkenaan dengan suatu negara-bangsa tertentu yang mendeklarasikan kemerdekaan
bangsanya dan berkuasa atas diri mereka sendiri. Sejarah-sejarah yang ditulis
berkenaan dengan itu dapat disebut sebagai sejarah nasional. Di Indonesia,
misalnya, ada buku seperti Sejarah Nasional Indonesia (6 jilid) yang ditulis
secara kolektif oleh sejarawansejawaran Indonesia. Ada juga buku Sejarah
Indonesia Modern yang ditulis oleh M. C. Ricklefs, dan sebagainya.
4. Sejarah Lokal
Seperti tergambar dari namanya,
model penulisan sejarah ini menyangkut satu daerah tertentu yang merupakan
bagian dari suatu negara misalnya sejarah Jawa Barat, sejarah Sunda, sejarah
Jawa Tengah, sejarah Madura, sejarah Maluku, sejarah Bima, dan sebagainya yang
merupakan bagian dari “Indonesia”. Wilayah-wilayah tersebut disebut lokal
karena menjadi bagian dari Indonesia. Bila wilayah yang bersangkutan memisahkan
diri dan menjadi negara
nasional sendiri seperti Timor
Timur (sekarang Timor Leste), maka penulisan sejarah menyangkut daerah itu
sudah tidak dapat lagi dikatakan sebagai sejarah lokal. Penulisan sejarah Timor
Leste saat ini sudah termasuk dalam penulisan sej arah nasional untuk Timor Leste.
Saat masih menjadi bagian dari Indonesia, sej arah Timor Timur termasuk sej
arah lokal.
5. Sejarah Tematis
Selain dapat dituliskan
berdasarkan suatu batas geografis dan teritorial tertentu, sej arah pun dapat
ditulis berdasarkan tema-tema tertentu, baik agama, sosial, budaya, ekonomi,
politik, hobi, dan sebaginya. Oleh sebab itu, akan ditemukan misalnya: Sejarah
Islam, sejarah Kristen, sejarah pemerintahan, sejarah kejahatan, sejarah
perkebunan, sejarah ekonomi, sejarah pengobatan, sejarah hukum, sejarah tafsir,
sej arah hadis, dan bahkan sejarah sepakbola.
Sejarah tematis ini merupakan
salah satu yang memperlihatkan bahwa sejarah merupakan disiplin ilmu yang akan
ada dalam setiap aspek keilmuan dan kehidupan. Setiap ilmu pengetahuan pasti
akan memanfaatkan sejarah untuk menyusun disiplin keilmuannya. Oleh karena itu
pula, sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu terbuka yang akan dengan mudah
dipelajari oleh siapa saja yang mau menekuni dan mendalaminya. Ilmu sejarah
akan dapat bersambung dengan ilmu apa saja atau aktivitas apa saja. Setiap ilmu
dan segala aktivitas dapat dituliskan sej arahnya.
6. Biografi dan Otobiografi
Biografi adalah kisah mengenai
perjalanan hidup seseorang sejak dilahirkan hingga meninggal. Dalam bahasa Arab
lebih dikenal dengan istilah sirah atau tarjamah. Bila kisah itu ditulis
sendiri disebut sebagai “otobiografi”. Penulisan sejarah model ini merupakan
model penulisan sejarah paling tua yang sampai sekarang masih dipertahankan.
Bahkan, boleh dikatakan pada mulanya sejarah ditulis berkenaan dengan biografi
orang orang besar tertentu.
Berbagai biografi dengan model
dan gaya penulisan yang beragam dapat ditemukan hampir di setiap zaman. Tujuan
penulisannya pun beragam. Ada yang benar-benar ingin menyajikan tokoh panutan
seperti para penulis biografi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
(sirah Rasulullah). Pribadi beliau dilukiskan sedemikian rupa dari berbagai
macam sudut agar dapat diteladani oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak
sampai orang dewasa, sejak pej abat hingga rakyat jelata. Ada pula yang menulis
biografi hanya untuk kepentingan keluarga, untuk menjilat, untuk menokohkan
seseorang, dan sebagainya. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar