Fenomena geng di lembaga pendidikan berasrama, termasuk pesantren merupakan sesuatu yang sulit dihindari. Banyak yang menyebabkan hal ini. Diantaranya jiwa sosial anak remaja yang cenderung suka berkumpul dan menunjukan aktualsisasi diri.
Tentu ada sisi positif dan negatif dari fenomena
ini. Namun dibutuhkan langkah strategis
dan solutif untuk mangatasi fenomena geng di sekolah berasrama, khususnya
pesantren. Karena, jika dibiarkan dikhawatrikan menimbulkan dampak negatif yang tidak dinginkan.
Ada beberapa solusi yang dapat ditempuh untuk mengatasi fenomena geng di sekolah berasrama.
Pertama, Lakukan rotasi kamar santri secara berkala. Minimal
satu kali dalam setahun, atau setiap semester. Tujuannya agar anak bertemu
teman sekamar yang baru setiap semester atau setiap tahun.
Kedua, Atur kelompok berbeda untuk tiap tugas, tapi pastikan
rotasi kelompok tugas dikakukan setelah anak benar-benar menguasai satu
tugas/pekerjaan. Faidahnya, selain berganti teman dan partner kerja, anak juga
akan menguasai skill yang baru. Karena ada hidden kurikulum dalam setiap tugas yang dilakoni santri di pesantren.
Ketiga, Rotasi anggota Halaqah secara berkala. Ini bisa
dilakukan setiap semester atau setiap
tahun, atau setiap anak menyelesaikan target hafalan. Hal ini selain menghindari munculnya geng
halaqah, juga membuat anak termotivasi jika dikelompokkan dengan yang capaian
hafalannya selevel.
Keempat, Seragamkan Kostum dan atribut. Buat aturan, santri tidak
boleh mengenakan atribut dan identitas suku, komunitas tanpa seizin pondok. Artibut suku misalnya hanya boleh dipakai pada momen tertentu. Demikian pula atribut ekskul tertentu hanya dikenakan saat acara resmi seperti latihan dan atau perlombaan.
Kelima, Arahkan potensi membuat geng pada hal-hal positif,
seperti melatih jiwa sosial dan menumbuhkan semangat kepemimpinan dan
kedipimpinan. []
Lesson Learned Diklat Pengasuh Asrama Santri Interemidiate bersama Griya Parenting Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar