Guru kami KH. Muhammad Zaitun Rasmin pernah menasehatkan, “Di
mana saja anda dapat memberikan manfaat kepada manusia maka itulah kampung (halaman) mu untuk
menuju kampung akhirat”.
Bagi saya nasehat ini sangat mendalam. Mendalam karena
mengingatkan kepada hakikat kehidupan yang sebenarnya. Hidup menjadi bermakna
bukan karena di mana kita terlahir, tinggal, lalu mati. Tapi apa yang kita
berikan untuk memberi makna pada hidup
yang sementara ini.
Bagi seorang Muslim, hidup menjadi bermakna ketika dapat
berbagi manfaat kepada sesama. Karena “manusia terbaik adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia”, kata Kanjeng Nabi Muhammad shallalahu ‘alaihi wa sallam.
Oleh karena itu tidak masalah di mana kita lahir, tinggal,
dan mati. Dimanapun kita hidup tinggal dan memberi manfaat kepada sesama, maka
itulah kampung halaman kita. Toh, dunia ini hanya sementara. Walaupun tinggal
di kampung halaman kelahiran, kita akan beranjak meninggalkan dunia ini.
Tapi persoalannya adalah apa yang kita wariskan untuk
memaknai hidup kita yang sementara ini. Warisan terbaik adalah berbagi manfaat
kepada sesama.
Kita tak pernah memilih di bumi mana terlahir dan mati. Tapi kita bisa memilih manfat terbesar yang dapat kita persembahkan kepada sesama. Di mana kita dapat berbagi manfaat untuk sesama, maka itulah bumi terbaik untuk kita.[]
Bogor, 14/10/2020
Ada dua point' dr uraian Pa Guru. Satu, manfaat, satunya orang lain. Manfaat berkaitan dg apa yg kita miliki memiliki efek perubahan hidup yg lebih baik bagi orang lain yg membutuhkan. Bisa saja harta, ilmu, waktu, bahkan kenyamanan. Harta dan ilmu sdh jelas. Waktu, mau mengorbankan sedikit waktu ketika ada orang bertanya atau hal lain. Kentamanan, misalnya kita sedang nyaman duduk di bus trans lalu ada jompo, wanita hamil, atau para difabel lalu menyilakn mereka duduk. Termsuk lift yg overload,misalnya. Yang kedua "orang lain". Siapa orang lain itu? Siapa saja yg membutuhkan dg mengabaikan unsur seperti SARA.
BalasHapusBegitu, Pak Guru.
Betul Pak Guru.
BalasHapusTrimakasih atas tambahan penjelasannya.
#SalamLiterasi
#SalamBlogger
Terima kasih atas tausiyahnya, Ustad.
BalasHapusSama-sama Bu.
HapusTerimakasih atas kunjungan dan komentarnya.
#Salamliterasi