Tiga Langkah Praktis Memulai
Tulisan
Menulis blog atau blogging adalah
menulis kehidupan yang ringan, yang terjadi sehari-hari, baik yang kita alami
maupun orang lain yang mengalaminya. Alangkah baiknya kita mula merekam,
mencatat dan menuliskan setiap peristiwa yang kita alami, kemiudian
menuliskannya sebagai sebuah tulisan laporan (citizen journalism), permenungan
(opini) dan lain-lain.
Ibarat bermain sepeda, blogging
juga harus dilatih setiap hari. Agar saat menaiki sepeda keseimbangan tetap
terjaga, maka kita harus mengayuh pedal sepeda untuk mencari keseimbangan
secara terus-menerus. Artinya, jangan pernah berhenti menulis.
Menulis blog paling efektif lari
dari kepakaran dan kesukaan kita, “escaping” ke dunia apapun yang kita
alami dan rasakan. Setelah escape, kemudian menulis apa saja (free writing),
lakukan setiap hari. Lama-lama akan menemukan pola dan menganggap menulis
sebagai kewajiban.
Demikian pengantar saya,
selanjutnya dieksplor saat latihan menulis.
Menurutnya semua yang dipikirkan,
dialami, dirasakan, dan dikhayalkan dapat dijadikan tulisan.
“Apa yang kita lihat menjadi
berita. Apa yang kita pikirkan menjadi opini”, ungkapnya.
Di blog kita bisa menulis apa
yang kita lihat dan apa yang kita pikirkan.
Demikian pula, “Apa yang kita rasakan
bisa jadi puisi dan apa yang kita bayangkan bisa jadi cerita fiksi”.
Yang perlu kata dia adalah menulis semua gaya itu dalam free
writing.
Orang sering bertanya, bagaimana
memulai menulis?
Pertama, gunakan
kalimatbtanya. Misalnya, Benarkah Pandemi Covid-19 tidak akan berakhir dalam
waktu dekat? Cara membuka tulisan dengan pertanyaan itu paling mudah.
Selanjutnya yang kedua,
jadikan kalimat pertanyaan itu menjadi kalimat pernyataan biasa menjadi:
Pandemi Cobid-19 diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu dekat.
Ketiga, dengan
kutipan, bisa dari orang terkenal atau dari kitab suci. Misalnya.... Kebersihan
sebagian dari iman. Atau “Pena wartawan lebih tajam dari pedang’, kata Napoleon
Bonaparte.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar