"Tidak sekolah belum tentu tidak berpendidikan"
Saya sarjana pendidikan, lulusan
Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakutas Tarbiyah salah satu
kampus di Jakarta Timur (Jaktim). Sehari-hari bekerja sebagai tenaga pendidik
pada salah satu sekolah Islam di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Tetapi, anak saya tidak sekolah.
Tepatnya belum sekolah. Padahal usianya sudah 10 tahun. Anak seusianya sudah
kelas IV SD. Yang kedua sudah berusia 6 tahun.
Koq, gak sekolah? Bukankah
sarjana pendidikan melek tentang pendidikan? Justru itu. Karena saya paham dan
mengerti tentang hakikat pendidikan, anak-anak saya yang usia sekolah belum
disekolahkan. Karena bagi saya, berdasarkan teori dan konsep pendidikan,
khususnya Pendidikan Islam yang pernah saya pelajari, Pendidikan itu bukan
hanya sekolah. Sekolah hanya satu bagian kecil dari pendidikan.
Bahkan jika menilik akar kata
pendidikan itu sendiri, dalam hal ini kata
"didik" maka sebenarnya tugas utama pendidikan anak ada pada
orang tua. Dalam Islam dikenal dengan konsep Tarbiyatul Aulad.
Selain itu dalam Islam yang
paling utama adalah belajar. Mencari ilmu. Nabi Muhammad shalallahu alaihi
wasallam mewajibkan seluruh ummatnya untuk belajar dan mencari ilmu. "Mencari ilmu wajib bagi setiap
muslim", sabdanya.
Ingat dan catat, "thalabul
ilmi (mencari ilmu)", bukan "thalabul madrosah (cari sekolah).
Jadi, kalau anak masih bisa diajar dan didik sendiri oleh ayah ibunya di rumah,
sebaiknya dimaksimalkan. Karena memang mendidik merupakan kewajiban utama orang tua.
Itulah alasan saya mengapa anak
saya belum sekolah. Sampai detik ini masih dapat diajar sendiri. Kalau mendidik
memang merupakan tanggungjawab yang
melekat pada orang tua, walaupun anak tetap bersekolah. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar