Narasi Membungkam Islam Akan Gagal Total
يُرِيدُونَ أَن يُطْفِـُٔوا۟ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفْوَٰهِهِمْ وَيَأْبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَٰفِرُونَ
Arab-Latin: Yurīdụna ay yuṭfi`ụ nụrallāhi bi`afwāhihim wa
ya`ballāhu illā ay yutimma nụrahụ walau karihal-kāfirụn
Demi Allah, narasi membungkam syi’ar dan syariat Islam akan
gagal total. Allah menyebut mereka yang menyuarakan seruan menahan laju Islam
sebagai orang-orang yang hendak memadamkan cahaya (nur) Nya. Dan Dia menegaskan
bahwa “Dia akan menyempurnakan cahaya-Nya walau orang-orang Musyrikin tidak
suka”
Menurut As-Suddi, cahaya Allah ialah Islam. Menurut Adh
Dhahhak cahaya Allah ialah Muhammad sendiri. Menurut Al-Kalbi cahaya Allah
ialah Al-Qur'an.
"Dan menurut sebagian ahli tafsir, cahaya Allah ialah
cahaya dari dalil-dalil dan bukti-bukti tentang tauhid Allah[1]
dan nubuwat Muhammad. Karena dalil-dalil itu memberikan petunjuk kepada
kebenaran menurut akal, sebagaimana cahaya memberikan dalil untuk menunjukkan
adanya yang dapat diketahui dengan pancaindera". (Tafsir Al-Azhar juz 10,
blm.499)
Sebab itu nyatalah, nur atau cahaya Allah mengandung dua
arti. Cahaya yang dapat diketahui pancaindera dan cahaya yang dapat dirasakan
alam fikiran (hlm.500)
Ibnu Katsir menyebut orang yang hendak memadamkan cahaya
Islam seperti orang yang hendak memadamkan cahaya mata hari dan bulan dengan
cara meniupnya. ‘’Perumpamaan tentang mereka bagaikan orang yang mau memadamkan
cahaya mata hari dan bulan dengan tiupan, dan mereka tidak akan sanggup”.
(Tafsir Al-Qur’an al-Adzim 2/1289).
[1] Mereka
hendak memadamkan cahaya Allah dapat dimaknai dengan “Mereka hendak memadamkan
hujjah (bukti nyata) yang menunjukkan wahdaniyah (kemahaesaan) Allah Ta’ala.
Tafsir Asas al-Bayan; Kalimat wa Ma’ani al-Qur’an, hlm. 192
Tidak ada komentar:
Posting Komentar