Salahsatu keisimewaan bulan Ramadhan adalah, di bulan ini
terdapat satu malam mulia yang lebih baik dari seribu bulan. Malam itu disebut
dengan lailatul qadr atau lailatul kadar (versi kbbi).[1]
Apa itu malam lailtul kadar atau lailatul qadr?
Apa keutamaannya?
Kapan?
Apa tanda-tandanya?
Berikut penjelasan dari tulisan kami bertahun silam. Tulisan ini
awalnya dimuat di buletin Al-Fikrah STIBA Makassar edisi 8 tahun ke-2. Waktu
menulis ini masih pakai nama pena Abu Muhammad.
Berikut selengkapnya.
Lailatul Qadr
(Alfikrah Ed.8 Th.2)
Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya terdapat satu
malam yang mulia (lailatul qadr) malam yang didalamnya diturun-kan
Al-Qur’an dan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala mengabar-kan bahwa ia lebih
mulia dari seribu bulan dari segi keutamaan,
kemuliaan-nya dan banyaknya pahala.
Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya Kami
menurunkannya (Al-Qur’an) pada satu malam yang diberkahi dan sesungguhnya
Kamilah yang memberikan peringatan Pada malam itu di jelaskan segala urusan
yang penuh hikmah” (Terj. QS. Ad-Dukhaan : 3-4).
Ma’na Al-Qadr
Al-Qadr artinya kemuliaan, keagungan atau taqdir dan qadha
(ketentuan) karena lailatul qadr sangat agung dan sangat mulia yang mana pada
malam itu Allah Subhaanahu Wa Ta’ala menentukan/ menetapkan semua urusan
yang akan terjadi sela-ma satu tahun.
Kapankah Lailatul Qadr itu ?
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan dalam Fathul
Bari 42-50 pendapat dalam penentuan malam lailatul qadr, dan yang paling
rajih bahwa dia pada malam-malam yang ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan
Ramadhan. Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengabarkan
hal itu. Beliau bersabda:
“Carilah malam
lailatul qadr pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan
Ramadhan” (Terj. HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits yang lain beliau bersabda:
“Carilah lailatul
qadr pada sepuluh malam yang terakhir pada malam 21, 23, 25 dan 27.” (HR.
Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani).
Maka barangsiapa yang menghi-dupkan sepuluh malam terakhir
khu-susnya malam-malam ganjil dari bulan Ramadhan dengan amalan-amalan ibadah
niscaya akan menda-patkan lailatul qadr dan mendapatkan apa yang dijanjikan
oleh Allah Subhaanahu Wa Ta’ala berupa ampunan dan pahala.
Adapun hikmah dari
disembunyi-kannya waktu tepatnya lailatul qadr agar supaya kaum muslimin
memper-banyak ibadah dikeseluruhan malam bulan Ramadhan terutama pada
malam-malam ganjil pada malam terakhir di bulan Ramadhan karena lailatul qadr
berpindah-pindah setiap tahunnya.
Keutamaan Lailatul Qadr
Diantara keutamaan lailatul qadr adalah:
1.Malam diturunnya Al-Quran.
2.Malam lailatul qadr lebih baik dari seribu bulan,
sebagaimana dalam Al Qur’an surat Al-Qadr ayat 3
Maksudnya pahala ibadah pada saat itu lebih baik dari pada
seribu bulan bagi mereka yang menghidup-kannya dengan berbagai macam ibadah dan
kebaikan seperti shalat, dzikir dan berdo’a.
3.Bagi mereka yang menghidupkan malam lailatul qadri dengan
memper-banyak ibadah maka Allah Subhaanahu Wa Ta’ala akan mengampuni
dosa–dosanya yang telah lalu. Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda yang artinya: “Barang siapa yang
beribadah kepada Allah di malam lailatul qadr maka akan diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu” (Muttafaqun ‘Alaih)
4.Pada malam itu turun para malaikat dan mereka tidak turun
(ke bumi) kecuali membawa kebaikan dan berkah serta kasih sayang. sebagaimana
dalam Al Qur’an surat Al-Qadr ayat 4
5.Malam lailatul qadr adalah malam keselamatan. Allah
Subhaanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Malam itu (penuh)
kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr:5)
Yaitu selamat dari kesalahan dan penyakit atau selamat dari
azab dan siksaan Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.
Tanda-tanda Lailatul Qadr
Berkata Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Baari : “Telah
disebutkan dalam beberapa riwayat tanda-tanda lailatul qadr namun kebanyakan
tanda-tanda tersebut tidak nampak kecuali setelah lewat malam tersebut”
Para ulama telah menyebutkan be-berapa tanda-tanda tersebut,
berdasar-kan hadits-hadits yang shahih diantara-nya :
1.Bulan sabit
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Kami
bermudzakarah (diskusi) tenttang kapan malam lailatul qadr ber-sama
dengan Rasulullah Subhaanahu Wa Ta’ala, maka beliau bersabda :
“Siapa saja
diantara kalian yang mengingat ketika terbit bulan dan saat itu bulan bagaikan
belahan piring (bulan sabit)” (HR. Muslim)
2.Suhu udara pada malam itu tidak terlalu panas dan tidak
terlalu dingin
Dari Ibnu Abbas berkata, Rasulullah Subhaanahu Wa Ta’ala
bersabda:
“Malam Lailatul qadr
adalah malam yang sejuk tidak panas dan tidak dingin, di pagi harinya cahaya
mentarinya lembut dan berwarna merah“ (HHR. Ath Thayalisi, Ibnu Khuzaimah dan
Al Bazzar)
3.Cahaya matahari di pagi hari-nya tidak menyengat
Dari Ubaiy bin Ka’ab Radhiyallahu ‘Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam bersabda:
“Pagi hari dari
malam lailatul qadr terbit matahari tidak menyengat bagaikan bejana, sampai
meninggi” (HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Abu Daud)
Namun tidak ada halangan bagi yang tidak melihat atau
mengetahui tanda-tandanya untuk mendapatkan keutamaan dan pahalanya selama dia
menghidupkan pada sepuluh malam terakhir dengan ibadah karena iman & mengharapkan
pahala dari Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.
Dapatkan kemuliaan lailatul qadr dengan melakukan
amalan-amalan yang Disyariat-kan Pada 10 Malam Terakhir Di Bulan Ramadhan
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam senantiasa
bersung-guh-sungguh dalam ibadah pada sepuluh malam terakhir, tidak seperti dua
puluh malam pertama. Seba-gaimana yang dikatakan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Adalah Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersungguh-sungguh dalam beribadah pada sepuluh
malam terakhir di bulan Ramadhan hal yang tidak beliau lakukan pada malam yang
lainnya.” (HR. Muslim).
Para shahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
dan para salafus shaleh juga memuliakan sepuluh malam terakhir ini serta
bersungguh-sungguh di dalamnya dengan memperbanyak amal kebaikan, untuk itu
dianjurkan secara syar’i kepada seluruh kaum muslimin untuk mencontoh
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
dan para shahabatnya Radhiyallahu ‘Anhu dalam menghidupkan malam-malam
ini dengan beri’tikaf di masjid-masjid, shalat, istighfar, membaca Al-Qur’an
serta berbagai ibadah lainnya, agar mendapatkan kemenangan berupa ampunan dan
pembebasan dari api Neraka.
Dan disunnahkan bagi seorang muslim untuk memperbanyak do’a
pada malam-malam tersebut karena do’a di waktu-waktu tersebut mustajab dan do’a
yang diulang-ulang pada waktu tersebut adalah do’a yang diriwayatkan oleh
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya
dia berkata:
“Wahai Rasulullah, bagaimana jika saya mendapatkan
lailatul qadr maka apa yang aku katakan?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam bersabda: “Katakanlah:
“Allahumma Innaka
Afuwwun Tuhibbul ‘Afwa Fa’fuannii (Ya Allah! Sesungguhnya Engkau Maha
Pengampum, mencintai ampunan (maaf) maka ampunilah aku).” (HSR. Tirmidzi
dan Ibnu Majah)
Hendaknya bagi setiap muslim untuk bersungguh-sungguh
dalam beribadah pada malam-malam ini,
sebab yang demikian itu adalah
kesempatan seumur hidup dan kesempatan itu tidak selalu ada.
Sesungguhnya Allah Subhaanahu Wa Ta’ala telah
memberitahukan bahwa malam itu lebih mulia dari seribu bulan atau delapan puluh
tiga tahun lebih.
Seandainya seseorang beribadah kepada Allah
selama delapan puluh tiga tahun lebih, maka lailatul qadr lebih baik
dari itu, dan hal tersebut merupakan keutamaan dan karunia yang sangat besar.
Karunia apakah yang lebih besar dari hal itu.
Dan sangatlah merugi orang yang tidak sempat mendapatkan
pahala di waktu-waktu mulia dan musim-musim maghfirah disebabkan kelalai-annya
dan ketidak seriusannya dalam beribadah.
-Abu Muhammad-[2]
Maraji’ :
1. Fatawa Fish Shiyam, Syekh Abdullah Al Jibrin
2. Ad Durus Ar Ramadhaniyah,
Muassasah Al Haramain Markazul Bahts Al Ilmi
3. Fathul Baari, Ibnu Hajar Al Asqalani
Artikel ini juga telah tayang di website wahdah.or.id
#Lailatulqadar #Lalatulqadr #Lailatulqodar #lailatulkadar
[1] lailatulkadar/lai·la·tul·ka·dar/
n Isl malam turunnya wahyu Allah (yakni pada malam gasal bulan Puasa sesudah
tanggal 20), yang apabila seseorang beramal kebaikan pada malam itu, pahalanya
akan dilipatgandakan; malam kemuliaan (https://kbbi.web.id/lailatulkadar)
[2] Nama Pena penulis saat menulis artikel ini bertahun silam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar